PENDAHULUAN
Pada zaman
sekarang ini, setiap individu sangatlah perlu memiliki karakter. Dalam
masyarakat apabila tidak mempunyai karakter maka akan timbul
kesenjangan-kesenjangan sosial. Oleh karena itu, agar tidak terjadi
kesenjangan-kesenjangan sosial maka diperlukan adanya interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan hunbungan timbal balik antara individu satu dengan
individu lain atau antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok. Namun, pada kenyataanya sekarang ini interaksi dalam masyarakat
sangat kurang diperhatikan. Buktinya dimasyarakat perkotaan tidak saling kenal
dengan tetangganya sendiri. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Hal ini dikarenakan adanya krisis karakter pada bangsa ini.
Dengan melihat
realitas yang ada saat ini, maka diperlukan dorongan untuk membangun kembali
karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai terkikis oleh perkembangan zaman.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang membangun interaksi
masyarakat berbasis karakter. Dengan rumusan masalah sebagai berikut:
a)
Apakah
yang dimaksud dengan interaksi masyarakat sosial?
b)
Apa
saja faktor yang dapat mempengaruhi anak dalam bersosialisasi?
c)
Bagaimanakah
cara membangun interaksi sosial yang berkarakter?
PEMBAHASAN
Interaksi sosial
merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak
akan mungkin ada kehidupan bersama.[1]
Bertemunya orang-perorangan secara badaniah saja tidak akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru
akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan
bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya. Maka, dapat
dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk
pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Sejak kecil, anak
telah belajar cara berinteraksi sosial sesuai dengan harapan orang-orang yag
paling dekat dengannya, yaitu ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang
lain. Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarga juga turut
memengaruhi perkembangan sosial.
Ada empat faktor yang berpengaruh
pada kemampuan anak bersosialisasi, sebagai berikut: [2]
1.
Adanya
kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarya dari berbagai usia dan
latar belakang.
2.
Adanya
minat dan motivasi untuk bergaul.
3.
Adanya
bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi “model” bagi
anak.
4.
Adanya
kemampun berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.
Pembelajaran
Berbasis Lingkungan
lingkungan merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam proses pendidikan. Bagi anak usia dini, lingkungan
adalah tempat yang paling dominan untuk mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya. Dengan kata lain pendidikan anak usia dini akan dapat berjalan dengan
baik, jika lingkungan dikelola menjadi tempat belajar yang dapat mendidik anak
dengan baik. Lebih-lebih untuk menambahkan pendidikan yang berkarakter. Oleh
karenanya, dalam konteks ini perlu adanya pembelajaran yang berbasis
lingkungan.
Setiapa anak memiliki cara
belajarnya sendiri. Dengan mengenali gaya belajar anak, akan membuat proses
belajar-mengajar jauh lebih efektif dan efisien sehingga menimbulkan pengaruh
yang besar terhadap prestasi belajar mereka. Pembelajaran berbasis lingkungan
ialah melakukan pembelajaran dengan mengenal lingkungan-lingkungan sekitar.[3]
Selain itu, bisa juga diartikan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Selain
itu, bisa juga diartikan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai wahana
untuk kegiatan pembelajaran. Harapannya, anak nantinya akan terbiasa dan peka
terhadap aktivitas-aktivitas yang ada dilingkungan. Untuk itu, menjadi penting
kiranya bila orang tua atau pendidik menyiapkan lingkungan belajar yang
mendidik bagi anak-anak.
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan
nonformal juga menjadi bagian penting dalam proses pendidikan. Tetapi, tidak
mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat. Masyarakat memiliki peranan
yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal
diselenggarakan oleh warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan dan
berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan berbasis masyarakat
merupakan sebuah proses dan program. [4]
Secara esensial, pendidikan berbasis masyarakat adalah munculnya kesadaran
tentang bagaimana hubungan-hubungan sosial bisa membantu pengembangan interaksi
social yang membangkitkan concern terhadap pembelajaran, sosial, politik,
lingkungan, ekonomi dan faktor-faktor lain. Sementara pendidikan berbasis
masyarakat sebagai program harus berlandaskan pada keyakinan dasar bahwa
partisipasi aktif dari warga masyarakat adalah hal yang pokok. Untuk
memenuhinya, maka partisipasi warga harus didasari kebebasan atau tanpa tekanan,
kemapuan berpartisipasi dan keinginan berpartisipasi.
Handal Dalam Berinteraksi
Seorang
pemimpin haruslah mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara yang
mengesankan agar orang lain bersedia mengikuti jejak sang pemimpin termasuk
terhadap lawan yang mungkin selama ini musuhnya. Karena kemapuan berinteraksi
yang baik dan keterampilan komunikasi yang handal serta dorongan motivasi yang
dipadukan dengan semangat nilai-nilai spiritualitas akan melahirkan loyalitas
dari anak buah yang dipimpinnya.
Oleh karena itu, kata kuncinya
adalah kenali sifat dasar manusia dengan baik, kemudian penuhilah kebutuhannya
sebagaimana sifat dasarnya, karena manusia adalah makhluk yang sangat unik. Dia
tidak hanya terdiri dari dimensi fisik saja, namun suatu hal yang sangat
berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, karena manusia memiliki kemampuan
untuk menangkap perasaan orang lain. Setiap individu telah diciptakan oleh
Allah dengan struktur ciptaan yang sangat luar biasa, salah satunya adalah
perasaan dan keinginan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dengan hal
tersebut, individu dapat bertahan dalam hidup serta membangun hubungan dengan
orang lain. Untuk itu, agar interaksi yang individu bangun dengan yang lain dapat
berjalan dengan baik, maka ketahuilah sifat dasar manusia. Sifat dasar manusia
setidaknya ada 8 (delapan) macam, anatara lain: [5]
1)
Setiap Orang Senang Diperhatikan
Sering kali mungkin seorang individu
melakukan kesalahan dalam berinteraksi yaitu dengan segala cara agar
diperhatikan oleh orang lain. Padahal, kenyataannya orang lain sama sekali
tidak menaruh minat untuk memerhatikannya, kecuali dalam hal kejelekkan atau
kelemahannya. Mereka lebih banyak menaruh perhatian pada diri sendiri.
Dalam hal ini, Rasulullah SAW. memberikan
teladan dimana jika beliau selesai mengimami sholat berjamaah maka beliau
segera menghadapkan wajahnya kepada jamaahnya untuk melihat siapa saja yang
tidak hadir pada saat itu dan beliau akan menanyakan pada sahabat yang lain
penyebab ketidakhadirannya.
2)
Setiap
Orang Senang Terhadap Orang Yang Ramah
Cobalah tersenyum saat bertemu dengan
orang lain walau belum kenal dengannya. Kemudian tunggulah responnya tentu dia
juga akan membalas senyuman tersebut. Jika mendapatkan senyuman dari orang yang
tidak dikenal maka kita akan menganggap bahwa orang itu adalah orang yang ramah
dan ini menjadi modal kita di dalam menjalin hubungan baik dengan orang tersebut.
Demikian pula sebaliknya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. “Sesungguhnya
Allah mengasihi orang yang mudah dalam pergaulan dan bermuka manis.” Dalam
hadits lain disebutkan” “Janganlah kalian melupakan suatu kebaikan, walaupun
dengan sekedar muka manis terhadap teman dan orang lain.”
3)
Setiap
Orang Senang Berbicara
Suatu hal yang juga patut diketahui
oleh individu di dalam membangun persahabatan adalah setiap orang senang
sekali berbicara, mengeluarkan semua isi hatinya. jarang sekali orang
menanyakan sesuatu tentang kebaikan orang lain. Tetapi sebaliknya, kebanyakan
orang ingin ditanyai tentang segala sesuatu kebaikan pada dirinya, tentang
pandangan dan pendapatnya. serta pengalaman yang pernah dilakukannya. Oleh
karena itu, hendaklah dengarkan pembicaraan orang lain dengan penuh minat saat
orang tersebut berbicara dan janganlah tergesa-gesa memikirkan pada yang hendak
kita bicarakan sebelum orang lain selesai berbicara (membantah). Sesuai sabda
Rasulullah SAW: “Diam itu suatu kebijaksanaan dan hanya sedikit yang
melakukannya.”
4)
Setiap
Orang Senang Dikagumi Dan Dihargai
Rasulullah SAW. adalah orang yang
paling mengerti sifat dasar manusia ini. Rasulullah SAW. bersabda:
“Seandainya ditimbang iman Abu Bakar
dengan iman alam semesta ini sesungguhnya masih berat iman Abu Bakar.” Sehingga
betapa individu melihat sikap dan ketaatan Abu Bakar terhadap Rasulullah baik
pada saat Isra’ Mi’raj, hijrah ke Thaif, maupun hijrah ke Madinah maka beliau
selalu setia menemani dan menyertai Rasulullah SAW. sehingga beliau pantas
mendapatkan gelar dan penghargaan As-Shidiq. Begitu pula pada suatu ketika
Rasulullah SAW sedang sibuk bersama sahabat-sahabatnya, tiba-tiba datanglah
Tholhah bin Ubaidillah, maka bersabda Rasulullah SAW: “Barang siapa ingin
melihat pahlawan syahud tetapi masih berjalan di muka bumi maka ia sebaiknya
melihat Thalhah bin Ubaidillah.” Dlam kenyataan lain Nabi pun pernah
berkata kepada Thalhah dan Zubair: “Anda berdua adalah pengikut-pengikutku
yang setia, seperti pengikut Isa putra Maryam.” Begitu pula perlakuan
Rasulullah terhadap sahabat-sahabat yang lain. Oleh karena itu, kagumilah orang
lain dengan Ikhlas atas kelebihan masing-masing dalam rangka membangun
persaudaraan.
5)
Setiap
Orang Merasa Dirinya Baik
Siapa pun mereka, terkecuali orang
yang sering kali disebut-sebut sabagai moral dan bahkan sampah masyarakat
sekalipun, merasa dirinya baik, bahkan mungkin pula merasa dirinya lebih baik
dari pada orang lain. Wajar apabila kita jumpai ada orang yang sedang
bermusuhan, kemudian kita Tanya seseorang dari keduanya maka mereka membenarkan
dan membela dirinya serta menuduh yang lain sebagai pihak yang bersalah. Karena
orang merasa dirinyalah yang paling baik.
6)
Setiap
Orang Ingin Dianggap Penting
Ketahuilah bahwa di dalam setiap diri
manusia ada suatu keinginan yang sangat kuat dan hebat yaitu keinginan untuk
dianggap penting keberadaannya.
7)
Setiap
Orang Tidak Senang Diperintah
Secara naluriah setiap individu sangat
menaruh perhatian pada orang yang diinginkannya begitu pula dengan yang
lainnya. Sehingga tidak mudahlah bagi individu untuk memerintah orang lain agar
senang diperintah.
8)
Setiap
Orang Tidak Senang Dikritik
Secara naluriah orang merasa dirinya
baik, bahkan mungkin paling baik, begitu pula setiap orang tahu bahwa
kekurangan, kesalahan dan kealfaan pasti juga dimiliki oleh setiap orang.
Namun, orang pasti tidak senang dikritik apalagi jika didepan orang banyak.
Jauhkan kecenderungan dan kebiasaan
negatif dalam berhubungan dengan orang lain, antara lain:
a.
Cenderung
mementingkan dan memikirkan diri sendiri (egoistik)
b.
Meremehkan
orang lain
c.
Menganggap
dirinya lebih hebat dari orang lain
d.
Suka
melihat kekurangan dan kelemahan orang lain (negative thinking)
e.
Menjelek-jelekkan
orang lain di hadapan umum
f.
Cenderung
bersikap negatif terhadap orang lain
g.
Cenderung
menutup mata pada keberhasilan dan kekuatan orang lain
h.
Cenderung
membuka mata untuk melihat hal-hal negatif dari orang lain
i.
Kurang
mengakui kekuatan dan kelebihan orang lain
j.
Kurang
memiliki jiwa besar.
Karakter
sukses generasi bangsa
Apabila ingin membangun karakter
yang kuat sehingga mampu mendorong pada realitas sukses dalam kondisi apa pun,
berdasarkan hasil pengamatan terdapat beberapa karakter sukses dari orang-orang
di seluruh dunia. Hal itu khususnya di dunia bisnis yang diperlukan dalam diri
setiap individu sebagai generasi bangsa, antara lain:
a.
Jujur
Yaitu sikap
penyampain apa adanya tanpa kepentingan untuk menambah dan mengurangi, lurus
hati, bersikap tidak curang, dan menjauhkan dari segala bentuk kebohongan.
Mereka sadar bahwa setiap ketidakjujuran akan berakibat ketidaktenangan dalam
diri.
b.
Peduli Dengan Orang Lain
Yaitu sikap
perhatian kepada orang lain dam memperlakukan mereka dengan rasa segan,
kehormatan, dan penghargaan. Sikap ini terwujud dalam bentuk suka membantu
orang lain. Menjadikan orang lain selalu berada dalam benak pikirannya.
c.
Bisa Memberikan Inspirasi
Mampu
mendorong dan menjadi sumber motivasi bagi munculnya sebuah pemikiran baru pada
pihak lain. Mendorong orang lain untuk bekerja dan berkarya, bergabung atau
terlibat dan membuat seluruhnya menyenangkan. Hidupnya penuh semangat untuk
menjadi teladan terbaik. Seorang pekerja hati nurani tentu akan menjadikan
Rasulullah SAW sebagai contoh terbaik dalam memberikan teladan bagi orang lain.
d.
Bisa Bekerja Sama
Perbuatan
melakukan pekerjaan dalam sebuah kebersamaan dengan orang lain secara sinergis,
saling membantu dan menghormati antara yang satu dengan yang lain dengan penuh
kesadaran dan semangat sukses bersama. Bekerja sama dibangun di atas semangat
saling memberikan yang terbaik untuk yang lain.
e.
Mampu Mengendalikan Diri
Mempunyai perasaan emosional tetapi jarang memperlihatkan
dan mamapu menyembunyikan bahkan dapat mengelolanya dengan baik atau menahan
diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme (reserved). Seorang pekerja
hati nurani menyadari bahwa kemampuannya menahan dan mengontrol diri akan mengantarkannya
pada ketinggian derajat dan akhlak di hadapan manusia dan di sisi Allah SWT.
Selain itu, juga kemampuan mengendalikan diri dipahaminya sebagai sebuah
kemenangan atas musuh bebuyutan yang nyata, yang selamanya tidak rela dirinya
sukses (unlimited success) yaitu setan laknatullah.
BAB
III
PENUTUP
Dalam membangun
interaksi masyarakat berbasis karakter diperlukan adanya interaksi antar
masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi individu bersosialisasi, dan cara
berinteraksi yang baik dan benar sehingga menumbuhkan sebuah karakter yang
baik. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi anak dapat bersosialisasi adalah kemampuan anak dalam
berkomunikasi yang baik dan benar.
Lingkungan adalah
tempat yang paling dominan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
oleh setiap individu. Masyarakat sebagai lembaga pendidikan nonformal juga menjadi
bagian penting dalam proses pendidikan. Ada beberapa tips dan trik dalam
berinteraksi dengan orang lain, yaitu: hadapkan seluruh tubuh dan wajah anda,
bersikaplah antusias, tersenyum dan anggukkan kepala anda, dengarkan dan
bersikaplah ramah, sering sebut namanya, dukung pendapatnya, dan hadirkan
kekaguman ala anak-anak pada diri anda.[6]
DAFTAR
PUSTAKA
Soekanto, Soerjon. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013.
Wijaya Ardy, Novan. Bina Karakter Anak Usia Dini.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Fadillah, Muhammad. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta:
Ar-Ruzz, 2013.
Zubaedi. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005.
Saleh, Muwafik. Membangun Karakter dengan Hati Nurani. Malang:
Erlangga, 2012.
[1] Soerjon Soekanto,
Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.54
[2] Novan Ardy
Wijaya, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),
hlm. 86
[3] Muhammad
Fadillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2013),
hlm. 130
[4] Zubaedi, Pendidikan
Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 136
[5] Muwafik Saleh,
Membangun Karakter dengan Hati Nurani, (Malang: Erlangga, 2012), hlm.
370-375
[6]
Ibid. hlm.371
0 komentar:
Posting Komentar